Korea Selatan menemukan peningkatan kasus bunuh diri pada remaja di bawah usia 20 tahun dalam beberapa tahun terakhir. Gangguan kesehatan mental dan konflik interpersonal diklaim sebagai faktor penyebab peningkatan tersebut. Menurut The Korea Herald, Kementerian Kesehatan Korea Selatan mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, jumlah remaja di bawah usia 20 tahun yang dilarikan ke unit gawat darurat rumah sakit akibat percobaan bunuh diri melonjak menjadi 43,3 persen atau 30.665 orang. Sebelumnya, pada tahun 2019, jumlah percobaan bunuh diri sebesar 35 persen atau 21.545 orang.
Park Hee-seung dari Partai Demokrat Korea menyatakan bahwa jumlah percobaan bunuh diri pada anak-anak di bawah usia 10 tahun juga mengalami peningkatan, naik dari 12 persen pada 2019 menjadi 16,7 persen pada 2023. Perempuan disebut dua kali lebih berpotensi untuk mencoba bunuh diri dibandingkan laki-laki. Data pada 2023 menunjukkan bahwa perempuan menyumbang angka 64,8 persen dari total, sementara laki-laki 35,2 persen.
Ada beberapa faktor yang memicu keinginan untuk bunuh diri bagi remaja di Korea Selatan, yaitu 36,7 persen akibat kesehatan mental, 18,9 persen akibat konflik interpersonal, dan 10,6 persen akibat perselisihan. Masalah pekerjaan dan sekolah, serta faktor ekonomi juga termasuk motif-motif lainnya.
Park menekankan pentingnya memperluas perawatan darurat dan tindak lanjut jika terjadi upaya percobaan bunuh diri. “Sangat penting untuk menciptakan lingkungan di mana pelaku percobaan bunuh diri dapat menerima perawatan lanjutan,” kata Park. Menurutnya, masalah kesehatan mental dan konflik interpersonal adalah penyebab utama percobaan bunuh diri, sehingga meningkatkan keterlibatan komunitas sangat diperlukan.
Dalam menghadapi masalah ini, Korea Selatan perlu meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental dan memberikan dukungan yang memadai bagi individu yang mengalami masalah kesehatan mental. Selain itu, pendekatan yang holistik dan komprehensif dalam menangani konflik interpersonal juga perlu ditingkatkan.
Melalui kerja sama antara pemerintah, lembaga kesehatan, sekolah, dan masyarakat, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi remaja untuk mengatasi masalah kesehatan mental dan konflik interpersonal. Dengan demikian, kasus bunuh diri pada remaja di bawah usia 20 tahun di Korea Selatan dapat diminimalkan dan masyarakat dapat hidup dengan lebih sejahtera dan bahagia.